LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH:
PUTRI
AYU INDAH LESTARI (A1C117005)
DOSEN
PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
VII. Data Pengamatan
7.1
Kelarutan
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Tabung 1
½ mL etanol + 2 mL aquades
|
Warna bening
|
2.
|
Tabung
2
½
mL madu + 2 mL aquades
|
Terbentuk
2 larutan didalam antara madu dan air, setelah diaduk madu larut dalam air dan berubah warna kuning keruh
|
3.
|
Tabung 3
½ mL Fenol + 2 mL aquades
|
Sebelum digoncang warnanya putih susu, didiamkan membetuk endapan orange,
digoncangkan semua bercampur.
|
7.2
Reaksi dengan
Alkali
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Tabung 1
½ mL fenol + NaOH 10% 5 mL
|
Warnanya kuning pudar, terdapat 2
fasa minyak dan air, didiamkan minyak larut dan berwarna orange
jernih
|
2.
|
Tabung
2
½
mL madu
+ NaOH 10% 5 mL
|
Terdapat larutan seperti minyak, lama-lama
menghilang, diaduk terdapat endapan warna kuning terang, lapisan atas berwana kuning jernih
|
3.
|
Tabung 3
½ mL 2-naftol + NaOH 10% 5 mL
|
Terdapat gelembung gas sedikit, digoncangkan warnanya bening dan tidak ada gelembung
|
7.3
Oksidasi dengan Asam Kromat (Pengujian Bordwell-Wellman)
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
5 tabung reaksi dimasukkan 1 mL
aseton
|
Aseton memiliki warna yang bening
|
2.
|
Tabung
1
·
1
mL aseton + 1 tetes cairan alcohol (2-butanol)
·
Ditambahkan reagen Bordwell-Weilman 1 tetes
|
Warnanya bening jernih
Terdapat endapan biru toska
|
3.
|
Tabung 2
·
1
mL aseton + 1 tetes ter-butil alcohol (madu)
·
Ditambahkan reagen Bordwell-Weilman 1 tetes
|
Madu tidak larut, terpisah antara kedua larutan
Warna menjadi kuning keruh dan terdapat endapan warna hijau
|
4.
|
Tabung
3
·
1
mL aseton + 1 tetes kolesterol (minyak jelantah)
·
Ditambahkan reagen Bordwell-Weilman 1 tetes
|
Tidak bercampur keduanya
Terdapat dua lapisan, lapisan atas orange bening dan dibawah orange keruh
|
5.
|
Tabung 4
·
1
mL aseton + 1 tetes karbinol (air kunyit)
·
Ditambahkan reagen Bordwell-Weilman 1 tetes
|
Larutan berwarna kuning
Terdapat endapan berwarna orange
keruh, dan lapisan atas warnanya orange
bening
|
7.4
Reaksi Fenol dengan Clor
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
0,1 mL fenol + 3 mL aquades
|
Larutan bercampur secara homogen
|
2.
|
Ditambahkan Clor dan digoncang
|
Dilakuakan penambahan terus-menerus sehingga warna menjadi jernih
|
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Tabung 1
1-2 tetes fenol + 5 mL aquades + 1-2 tetes besi (III) klorida
|
Semua larut menjadi satu dan warna yang dihasilkan adalah ungu jernih
|
2.
|
Tabung
2
1-2
tetes resorsinol
+ 5 mL aquades + 1-2 tetes besi (III) klorida
|
Semua larut dan warnanya menjadi kuning jernih
|
3.
|
Tabung 3
1-2 tetes 2-propanol + 5 mL aquades + 1-2 tetes besi (III) klorida
|
Semua larut dan menghasilkan warna kuning pudar
|
VIII. Pembahasan
Senyawa alkohol
dan fenol merupakan senyawa sering
digunakan dikehidupan sehari-hari. Alkohol mampu bereaksi dengan senyawa
–senyawa halogen menjadi berbagai
turunan alkil halida. Kemudian dapat juga dioksidasi menjadi turunan seperti
aldehid, keton, ester, eter dan asam karboksilat bahkan juga mampu bereaksi
dengan logam-logam alkali sehingga membentuk gaeam alkoksida. Selain itu
alkohol juga mengalami reaksi dehidrasi membentuk senyawa tidak jenuh (ikatan
rangkap), hal itu disebabkan karena kemudahan alkohol bereaksi. Adapun dari
beberapa reaksi-reaksi alkohol kita perlu memahami sifat-sifat fisik dan kimia
senyawa alkohol yaitu titik didih, ikatan
hidrogen, kelarutan dalam air, efek Van-der Waals, dan sifat keasaman serta kebebasan
alkohol. Umumnya jika semakin meningkat atau semakin panjang rantai hidrokarbon
dari alkohol mempengaruhi dari sifat-sifat fisika dan kimia tersebut.
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/28/reaksi-alkohol-dan-fenol298/
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/28/reaksi-alkohol-dan-fenol298/
Senyawa yang
mengandung gugus hidroksil (O-H) dalam alkohol dan fenol akan terjadi suatu
ikatan hidrogen dalam molekul-molekul tersebut dan pada senyawa lain yang
mengandung air (H2O). Hal ini menyebabkan alkohol dan fenol mempunyai kelarutan
yang besar dalam air, utamanya pada senyawa homolog yang kecil dari golongan
tersebut. Senyawa fenol bersifat lebih asam dari alkohol dan dapat diubah menjadi
garam natrium bila dicampurkan dengan larutan NaOH (bersifat basa) . Garam
natrium tersebut akan larut dalam air. Seperti halnya air atom H dari gugus
hidroksil dalam alkohol dan fenol dapat disingkirkan oleh natrium yang
menghasilkan alkoksida. Alkoksida merupakan basa kuat yang berguna sebagai
katalis dalam reaksi-reaksi organik. Sedangkan pada senyawa alkohol digolongkan
menjadi alkohol primer, sekunder dan tersier bergantung pada gugus OH yang
terikat satu, dua atau tiga atom karbon lainnya. Alkohol memiliki kecepatan
reaksi yang berbeda dari yang lainnya dan berpengaruh pada hasilnya, hal itu
bergantung pada jenis alkoholnya.
Pada percobaan kali ini mengenai
“Reaksi-Reaksi Alkohol dan Fenol” kita mampu mebuktikan atau memahami perbedaan
sifat-sifat baik fisika ataupun kimia dari alkohol dan fenol, jenis-jenis
reaksi dan pereaksi yang digunakan dalam membedakan antara senyawa-senyawa
alkohol dan fenol serta dapat mengetahui asas-asas dari reaksi tersebut. Pada
percobaan ini kami melakukan 5 percobaan saja mengenai uji alkohol karena
keterbatasan alat-alat dan bahan-bahan yang terdapat dilaboratorium. Semua itu
meliputi Uji kelarutan sari masing masing senyawa alkohol dan fenol, Reaksi
dengan Alkali, Oksidasi dengan Asam Kromat (Pengujian Bordwell-Wellman),
kemudian Reaksi Fenol dengan Brom serta Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida.
8.1
Kelarutan dalam air
Dalam alkohol
dan fenol terdapat gugus hidroksil (-OH) memungkinkan terjadinya ikatan
hidrogen antara molekul tersebut dan senyawa lain yang sejenis air (H-OH) ini
mnyebabkan golongan-golongan. Senyawa ini mempunyai kelarutan yang besar
didalam air, terutama sekali senyawa-senyawa yang homologyang rendah dari
golongan tersebut. Dimana umunya alkohol dan fenol bersifat polar sehingga
larut dalam pelarut polar juga. Namun kelebihannya alkohol dan fenol merupakan
pelarut yang baik. Dengan demikian kami akan melakukan percobaan mengenai
kelarutan-kelarutan alkohol dan fenol dengan berbagai bahan yaitu etanol,
ter-butil alkohol (madu) dan fenol. Kami hanya menggunakan ketiga bahan
tersebut karena keterbatasan alat dan bahandi laboratorium tapi tidak
meminimkan semangat kami untuk melakukan percobaan. Percobaan yang kami lakukan
diawali dengan menyiapkan tiga tabung reaksi. Dimasikkan pada masing-masing
tabung dengan ketiga bahan tersebut.
·
Pada tabung pertama sebelumnya telah dimasukkan ½ ml etanol dan ditambahkan
2 ml aquades dan diaduk dari hasil percobaan maka diperoleh bahwa larutan
berwarna bening menandakan bahwa etanol larut dalam air. Reaksi yang terbentuk
yaitu:
CH3-CH2OH + H2O → CH3-
CH2O- + H2O
·
Pada tabung kedua dengan memasukkan ½ ml madu dan ditambahkan 2 ml aquades
dan hasil yang diperoleh bahwa terbentuk 2 larutan didalam antara madu dan air, setelah diaduk madu larut dalam air dan berubah warna kuning keruh. Reaksi yang terbentuk yaitu:
·
Sedangkan pada tabung ketiga dengan memasukkan ½ ml fenol dan ditambahkan 2
ml aquades dan hasil yang didapat bahwa sebelum digoncang warnanya putih susu,
didiamkan membetuk endapan orange, digoncangkan semua bercampur. Reaksi yang
terbentuk yaitu:
Berdasarkan
hasil percobaan dapat dilihat bahwa kepolaran alkohol berkurang secara bertahap
sesuai bertambahnya gugus karbonil dan dapat bersifat semi polar bahkan semi
non-polar atau dapat larut kesemua jenis bahan yang digunakan. Adanya gugus
(-OH) dalam airmembuat alkohol memiliki polaritas yang tinggi dan hampir sama
dengan polaritas air, sehingga alkohol dapat larut dalam air. Namun demikian ,
kepolaran yang dimiliki tidak akan
sebanding dengan polaritas air. Hal ini dipengaruhi oleh kehadiran gugus
alkil pada molekulnya. Gugus alkil merupakan gugus non-polar yang mana
semakin panjang alkil yang dimiliki
suatu senywa maka semakin besar juga sifat non-polarnya. Oleh karena itu,
senyawa alkohol yang memliki rantai produk atau rantai memiliki atom C kecil
dari 5 akan larut dalam pelarut polar seperti air. Sedangkan untuk senyawa
alkohol yang memiliki aton C besar dari atau sama dengan 6 akan sukar larut
dalam pelarut polar, tetapi akan larut dalam pelarut non-polar. Etanol dapat
larut sempurna dalam air, hal ini dikarenakan etanol memiliki gugus alkil yang
pendek sehingga tidak merubah tingkat elektron negatifnya, dan gugus hidroksil
pada etanol (-OH) memiliki bagian yang lebih besar dalam molekulnya. Sedangkan
pada madu memili kelarutan yang kurang baik, tidak seperti etano karena rantai
yang semakin panjang dan atom c yang semakin banyak melemahkan kelarutannya
dalam air. Begitu pula dengan febol yang kurang begitu larut dalam air seperti
alkohol sebelumnya karena terdapat larutan yang keruh.
8.2
Reaksi dengan alkali
Dari percobaan
ini akan diketahui bagaimana reaksi yang akan dialami suatu alkohol ataupun
fenol dalam suatu alkali. Alkali yang akan digunakan pada percobaan ini yaitu
Na yang berasal dari basa NaOH. Pada percobaannya senyawa alkohol dan fenol
yang digunaka meliputi n-butil alkohol (madu), fenol dan 2 naftol. Diawali
dengan menyiapkan 3 tabung reaksi dan masing-masing dimasukkan dengan ketiga
senyawa tersebut.
·
Pada tabung pertama dimasukkan ½ ml madu dan ditambahkan 5 ml NaOh 5%
kemudian digoncang dan diperoleh bahwa warnanya kuning pudar, terdapat 2 fasa minyak dan air, didiamkan minyak larut dan berwarna orange jernih.
·
Sedangkan pada tabung kedua yaitu dimasukkan ½ ml fenol dan ditambahkan 5
ml NaOh 5% diperoleh bahwa terdapat larutan seperti minyak, lama-lama
menghilang, diaduk terdapat endapan warna kuning terang, lapisan atas berwana kuning jernih.
·
Kemudian pada tabung ketiga dengan memasukkan ½ ml 2- naftol dan
ditambahkan dengan 5 ml NaOH 5% diperoleh bahwa terdapat gelembung gas sedikit,
digoncangkan warnanya bening dan tidak ada gelembung. Dari hasil percobaan
diperoleh masing-masing reaksi sebagai berikut:
Maka senyawa
fenol lebih bersifat asam dari alkohol dan juga dapat diubah menjadi garam
natrium bila direaksikan dengan larutan basa NaOH. Garam Natrium biasanya larut
dalam air pada atom H dari gugus hidroksil dalam alkohol dan fenol dapat
ditingkatkan oleh natrium namun menghasilkan sesuatu alkoksida. Pada madu dan
fenol terbentuk larutan yang tidak jernih maka pada kasus ini menunjukkan sukar
larut apabila bereaksi dengan NaOH karena pH yang medekati 7. Rantai karbon
yang panjang pada kedua sampel menyebabkan kesukaran dalam melarutkan pada
NaOH. Sedangkan 2-naftol yang merupakan alkohol yang bersifat netral sehingga
mampu larut denag NaOH.
8.3.
Oksidasi dengan Asam Kromat (Pengujian Bordwell-Wellman)
Pada percobaan
dengan pengujian dengan asam kromat merupakan salah satu alternatif pengujian
yang dapat membedakan apakah sampel mengandung alkohol primer, sekunder dan
tersier. Sampel yang mengandung alkohol primer dapat dioksidasi menadi asam
karboksilat dengan adanya kromat. Bilangan oksidasi Cr+4 pada asam
kromat yang berwarna keruh kecoklatan tereduksi menjadi Cr+3 yang
warna hijau. Pada percobaan ini digunakan senyawa alkohol dan fenol antara lain
senyawa alkohol (2-butanol), ter-butil alkohol (madu), kolesterol (minyak jelantah)
dan
karbinol (air kunyit). Mula-mula disiapkan 4 tabung reaksi dan dimasukkan keempat senyawa
tersebut.
·
Tabung pertama 1 mL aseton ditambah 1 tetes cairan alcohol
(2-butanol) hasil yang diperoleh bahwa warnanya bening jernih. Ditambahkan reagen Bordwell-Weilman 1 tetes terdapat endapan biru toska.
·
Kemudian pada tabung kedua 1 mL aseton + 1 tetes ter-butil alcohol
(madu) diperoleh madu tidak larut, terpisah antara kedua larutan. Kemudian ditambahkan reagen Bordwell-Weilman 1 tetes warna menjadi kuning keruh dan terdapat endapan warna hijau.
·
Pada tabung ketiga 1 mL aseton + 1 tetes kolesterol (minyak jelantah) diperoleh bahwa larutan tidak bercampur keduanya , ditambahkan reageb Bordwell-Weilman 1 tetes menjadi terdapat dua lapisan, lapisan atas orange bening dan dibawah orange keruh.
·
Dan tabung terakhir dengan 1 mL aseton + 1 tetes karbinol (air kunyit) diperoleh Larutan berwarna kuning. Dan ditambahkan reagen Bordwell-Weilman 1 tetes maka terdapat endapan berwarna orange keruh,
dan lapisan atas warnanya orange bening.
Dimana Reagen Bordwell-Weilman diperoleh dari larutan 25 gram anhidrat dalam 25
ml asam sulfat pekat dan hati-hati dan diencerkan dengan 75 ml air suling. Pada
percobaan ini didasarkan pada sifat alkohol pimer dan sekunder yang sangat mudah
dioksidasi oleh asam kromat, sedangkan alkohol tersier tidak. Dari hasil
percobaan yang diperoleh dengan perubahan warna larutan menjadi hijau itu terjadi
pada aseton yang dicampurkan dengan madu dan ditambahkan reagen Bordwell-Weilman.
Maka membuktikan bahwa termasuk alkohol primer ataupun sekunder. Sedangkan
ketiga bahan lain yaitu n-butanol, kolesterol (minyak jelantah) dan karbinol
(air kunyit) tersebut bukan alkohol primer dan sekunder ataupun merupakan suatu
alkohol primer ataun fenol. pada perlakuannya dilakukan pengadukan karena
reaktan mudah bereaksi dengan cepat.
8.4. Reaksi Fenol dengan Brom
Gugus
hidroksi dari fenol menyebakan cincin benzena reaktif terhadap substitusi
elektrofilik, sehingga reaksinya berlangsung pada keadaan lemah. Dengan air
Brom, fenol diubah menjadi 2,4,6 tribromofenol yang kelarutannya dalam air
sangat rendah sehingga digunakan tidak hanya sebagai penguji kualitatif untuk
fenol tetapi juga digunakan untuk pengujian kuantitatif untuk banyak fenol.
Percobaan dilakukan dengan memasukkan 0,1 mL fenol + 3
mL aquades hasilnya larutan bercampur secara homogeny. Kemudian ditambahkan Clor dan digoncang maka dilakuakan penambahan terus-menerus sehingga warna menjadi jernih. Pada saat itu terjadi reaksi substitusi fenol dengan
brom akhirnya menghasilkan senyawa aromatik dengan atom Br. Reaksi yang terbentuk yaitu:
8.5 Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida
Pada
percobaan ini digunakan bagaimana reaksi antara fenol dengan besi (III)
klorida, dimana zat yang digunakan antara lain fenol, resorsinol dan 2-propanol. Dari hasil yang diperoleh pada
masing-masing atbung yaitu:
·
Tabung pertama dengan 1-2 tetes fenol ditambah dengan 5 mL aquades dan 1-2 tetes besi (III) klorida diperoleh bahwa semua larut menjadi satu dan warna yang dihasilkan adalah ungu jernih.
·
Tabung kedua dengan 1-2 tetes resorsinol ditambahkan 5 mL aquades dan 1-2 tetes besi (III) klorida maka didapat bahwa semua larut dan warnanya menjadi kuning jernih.
·
Tabung ketiga dengan 1-2 tetes 2-propanol ditambahkan 5 mL aquades dan 1-2 tetes besi (III) klorida didapat bahwa semua larut dan menghasilkan warna kuning pudar.
Pada
dasarnya pengujian dengan FeCl3 adalah fokus dalam senyawa aromatik dalam
larutan yang diuji. Maka larutan tersebut akan bereaksi, dalam percobaan ini
hanya fenol yang membentuk larutan ungu sedangkan bahan lain tidak memberikan
warna larutan yang sesuai.
IX. Pertanyaan Pasca
1. Mengapa pada aseton dan minyak jelantah tidak bercampur pada saat oksidasi
dengan asam kromat padahal umumnya aseton bersifat semi polar dan minyak non
polar?
2.
Mengapa madu sebagai ter-butil alkohol di larutkan dalam aseton tidak
bercampur?
3. Bagaimana perbandingan hasil yang diberikan alkohol dan fenol terhadap
reaksi dengan alkali?
X. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan yaitu:
1.
Alkohol merupakan senyawa organik dimana molekulnya terdiri dari satu atau
lebih gugus hidroksil yang selanjutnya melekat pada atom karbon sedangkan fenol
adalah senyawa yang terdiri dari gugus hidroksil yang terikat langsung dengan
gugus hidrokarbon aromatik. Alkohol dikatakan sebagai hidrokarbon alifatik
sedangkan fenol sebagai hidrokarbon aromatik. Alkohol bersifat lebih asam
dibandingkan fenol. Alkohol sebagian besar tidak berwarna dan dalam keadaan
cair sedangkan fenol berupa padatan tak berwarna dan dalam keadaan padatan.
Serta alkohol tidak menunjukkan dampak atau reaksi selama tes karena kebanyakan
bersifat netral sedangkan fenol dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah
karena bersifat asam. Dan juga alkohol memiliki rantai karbon terbuka sedangkan
fenol memiliki rantai karbon tertutup atau melingkar.
2.
Jenis-jenis reaksi dan pereaksi yang digunakan untuk membedakan antara
senyawa-senyawa alkohol dan fenol melalui beberapa uji yaitu proses kelarutan
alkohol dan fenol, reaksi yang terjadi pada alkali, uji lucas yang mampu
membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier, selanjutnya uji oksidasi
dengan asam kromat (pengujian Bordwell-Wellman), reaksi fenol dengan brom dan
reaksi fenol dengan Besi (III) klorida.
3.
Asas-asas dari reaksi tersebut yaitu berdasarkan uji lucas menggunakan
reagen lucas dengan perbedaan kecepatan
dari alkohol-alkohol primer, sekunder dan tersier untuk diubah menjadi klorida
serta gugus hidroksil dari fenol menyebabkan cincin benzena reaktif terhadap
substitusi elektrofilik, sehingga reaksi berlangsung pada keadan lemah.
XI. Daftar Pustaka
Carey, F.A., 2000. Organic
Chemistry fourth edition. Boston: McGraw-Hill Companies
Hart, H., 2003. Kimia
Organik Suatu Kuliah Singkat edisi kesebelas. Jakarta: Erlangga.
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/28/reaksi-alkohol-dan-fenol298/ diakses pada 29
Maret 2019 pukul 10.00
Riswiyanto. 2009.
Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Tim Kimia Organik.
2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi : Universitas Jambi
XII. Lampiran Gambar
Gambar 2. Proses Reaksi aseton dengan Minyak (kolesterol) |
Gambar 1 . Hasil Reaksi dengan Alkali |
Gambar 4. Hasil Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida |
Gambar 3. Hasil Oksidasi dengan Asam Kromat |
Gambar 5. Hasil Reaksi dengan Alkali |
Saya Seprida Anjelina (A1C117051) ingn mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Karena aseton umumnya merupakan suatu pelarut polar yang dapat larut dalam semua senyawa organik sedangkan madu bersifat non polar. Karena umunya madu hanya dapat larut dalam air. Dalam percobaan madu digunaka dalam senyawa ter butil alkohol. Yang memiliki banyaj atom c yang lebih sulit bereaksi dengan senyawa pelarutnya. Serta dipengaruhi oleh massa jenis masing-masing senyawa tersebut
BalasHapussaya ika ermayanti nim (031) saya akan menjawab nomor 3 dimana terlihat Perbandingan hasil yang diberikan pada reaksi dengan alkali dari senyawa alkohol dan fenol yang digunakan meliputi n-butil alkohol (madu), fenol dan 2 naftol yaitu pada senyawa yang mengandung senyawa fenol lebih bersifat asam dari alkohol dan juga dapat diubah menjadi garam natrium bila direaksikan dengan larutan basa NaOH. Garam Natrium biasanya larut dalam air pada atom H dari gugus hidroksil dalam alkohol dan fenol dapat ditingkatkan oleh natrium namun menghasilkan sesuatu alkoksida. Pada madu dan fenol terbentuk larutan yang tidak jernih maka pada kasus ini menunjukkan sukar larut apabila bereaksi dengan NaOH karena pH yang medekati 7. Rantai karbon yang panjang pada kedua sampel menyebabkan kesukaran dalam melarutkan pada NaOH. Sedangkan 2-naftol yang alkohol yang bersifat netral sehingga mampu larut dengan NaOH.
BalasHapusNama saya Hefty Juwita (A1C117053), akan menjawab pertanyaan nomor 1. Menurut saya, aseton dan minyak jelantah tidak bercampur disebabkan karena minyak yang bersifat non polar sedangkan aseton yang bersifat semi polar. Oleh sebab itu keduanya tidak bercampur seluruhnya karena kelarutan aseton memiliki nilai kelarutan yang lebih kecil dari pelarut polar. Terimakasih
BalasHapus