JURNAL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH:
PUTRI
AYU INDAH LESTARI (A1C117005)
DOSEN
PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
JAMBI
2019
I.
Judul :
Pembuatan Aseton
II.
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 06 April 2019
III.
Tujuan : Adapun tujuan dalam percobaan ini yaitu:
1. Dapat mengetahui perbandingan hasil yang diberikan dengan oksidator yang berbeda.
2. Dapat mengetahui reaksi yang terjadi
dalam pembuatan aseton
3. Dapat mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi pembuatan aseton
IV.
Landasan Teori
Aseton merupakan suatu keton yang paling mudah
diperoleh atau sederhana, sering dipakai sebagai pelarut dalam kebanyakan
reaksi organik. Keton sering disebut sebagai 2 propanon, dimetil keton, atau
propan-2-on. Aseton biasa ditemukan dalam bentuk cairan yang bening dan mudah
terbakar dalam keadaa bebas. Biasa digunakan untuk membuat serat, plastik,
obat-obatan dan senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain diperoleh secara
industri, aseton juga sering dijumpai dalam alami atau kehidupan sehari-hari
termasuk pada tubuh manusia dibagian kecilnya. Aseton memiliki gugs karbonil
yang berikatan rangkap dua karbon-oksigen terdiri atas satu ikatan dan satu ikatan π. Umumnya sangat stabil pada atom hidrogen yang terikat pada atom karbon
namun sangat sukar diputuskan. Namun lain halnya dengan atom hidrogen pada
karbon (C) disalah satu samping gugus karbonil yang disebut atom hidrogen alfa
(α). Hal itu disebabkan karena penarikan elektron oleh gugus karbonil,
kerapatan elektron pada atom karbon α semakin berkurang, sehingga ikatan karbon
dan ikatan hidrogen α semakin melemah, maka hidrogen α menjadi sifat asam dan
dapat mengakibatkan terjadinya substitusi α. Substisusi α ini melibatkan suatu
pergantian atom H pada atom karbon α dengan elektrofilik ( Wade. L., 2006).
Suatu senyawa aseton paling sederhana yang tidak berwarna, mudah menguap
dan digunakan sebagai pelarut organik yang mudah terbakar yaitu Aseton atau
2-propanon. Secara biologi aseton dapat ditemukan pada tumbuh-tumbuhan dan juga
sebagai hasil penguraian suatu metabolisme lemak pada hewan. Aseton juga
ditemukan pada proses ekresi dalam jumlah sedikit yaitu urin dan darah manusia
tetapi dalam jumlah banyak dapat ditemukan pada seseorang penderita diabetes.
Kegunaan aseton dalam kehidupan sehari-hari seperti pembersih pada penggunaan
kuteks, komputer yang kotor atau key board laptop, mampu untuk membuat lantai
mengkilap, menghilangkan noda pada cangkir yang terbuat dari porselen, membuat
sepatu mengkilap, menghilangkan goresan pada kaca jam tangan dan membersikan
whiteboard yang kotor. Selain itu lazim digunakan sebagai pelatut atau bahan
dasar plastik dan berbagai bahan kosmetik ataupun obat-obatan. Kegunaan yang sangat sering kita
temui mendasari untuk memahami pembuatan aseton tersebut yaitu:
1. Destilasi Kering Kalsium Asetat:
2. Terbuat dari asam asetat dengan bantuan katalis Mangan(II)
Karbonat dan dipanaskan pada suhu 110-120°C.
3. Oksidasi alkohol sekunder dalam suasana asam, yaitu
dengan menggunakan 2-propanol atau isopropanol dengan oksidator kalium Khromat:
Beberapa Sifat kimia isopropil
yang didehidrogenase membentuk aseton dengan katalis bermacam-macam seperti
logam, oksida daan dengan campuran logam dan oksidanya. Isopropil juga dapat
dioksidasi secara parsial menggunakan katalis yang sama dengan dehidrogense
membentuk suatu Aseton. Isopropil jika direaksikan dengan asam halogen maka
diperoleh Isopropil Halida. Isopropil juga bereaksi dengan logam-logam aktif
seperti sodium dan juga potasium membentuk metal isopropoksida dan hidrogen. Kemudian
jika Isopropil direaksikan dengan asam asetat dan katalis asam sulfat akam
membentuk Isopropil Asetat. Dengan suatu Etilen Oksida atau Propilen Oksida
dengan katalis basa seperti NaOH akan membentruk Eter Alkohol dan Isopropil
alkohol (Elsevier, 2013).
Aseton dapat digunakan dengan menggunakan proses
dehidrogenase Isopropil alkohol dan proses oksidasi Isopropil alkohol. Pada proses
reaksi dehidrogenase Isopropil alkohol bersifat endotermik. Sehingga untuk
mendapatkan suatu konverse yang sangat tinggi, dibutuhkan suatu suhu yang cukup
tinggi pula. Pada proses pembuatan aseton menggunakan dehidrogenasi mebutuhkan
suatu katalitik dalam suatu prosesnya. Proses dehidrogenase ini berjalan pada
fasa gas dengan suhu 350 °C dan tekanan ± 2 atm. Isopropil benzena sebelum
masuk kedalam reaktor diubah kedalam
fase gas didalam vaporizer. Produk yang dihasilkan oleh reaktor tersebut
adalah aseton sebagai produk utama serta produk sambing yang dihasilkan yaitu
berupa gas hidrogen, sisa isopropil Alkohol yang tidak bereaksi, Propylebe dan
air. Kemudian pada proses Oksidasi alkohol didapat dari mereaksikan propilen
dengan H2O. Selain direaksikan dengan H2O, propilen juga
dapat direalsikan dengan suatu O2 dan menghasilkan bahan Acrolein. Kemudian
Isopropil direaksikan dengan Acrolein dan menghasilkan aseton serta alil
alkohol. Selain itu, Isopropil Alkohol juga ada yang direaksikan dengan oksigen
akan memberikan hasil yang berbeda yaitu berupa Hidrogen Peroksida dan Aseton. Setelah
itu, kedua hasil yang didapat direaksikan dan menghasilkan produk akhir berupa
Gliserol (Kirk-Othmer, 1994).
Proses alkohol menjadi keton dapat terjadi pada
tubuh kita contohnya metabolisme asetaldehid yang lebih dari 90 % asetaldehid
yang terbentuk dari alkohol dioksidasi didalam hati. Aldehid dehidrogenase yang
tergantung pada NAD mitokondria terkandung melalui jalur utama untuk
metabolisme asetaldehid didalam hati setelah pemberian alkohol hanya 100-350 μ
mol/L. Hasil dari realsi ini adalah asetat, yang dapat dimetabolisme lebih
lanjut menjadi CO2 dan air. Konsumsi alkohol yang kronis menyebabkan
penurunan jumlah oksidasi asetaldehid didalam mitokondria yang sehat, meskipun
aktivitas enzim tidak terpengaruh (Lee dan Charles, 1998).
V.
Alat dan Bahan
5.1 Alat
1.
Batang pengaduk 1 buah
2.
Erlenmeyer
100 ml 1 buah
3.
Gelas
beker 200 ml 1
buah
4.
Gelas beker 500 ml 2 buah
5.
Gelas
ukur 50 ml 1
buah
6.
Heating mantle 1 buah
7.
Kaca arloji 1
buah
8.
Labu
leher tiga 500 ml 1
buah
9.
Pengaduk 1
buah
10.
Peralatan
destilasi lengkap 1 set
11.
Pipet tetes 1
buah
12.
Spatula 1
buah
13.
Termometer 1
buah
5.2
Bahan :
1.
Akuades
2.
Asam
sulfat pekat
3.
Es
batu
4.
Kristal Kalium Permanganat
5.
Isopropil
Alkohol atau 2-Propanol
6. Kalium Dikromat atau K2CrO7
6. Kalium Dikromat atau K2CrO7
VI.
Prosedur Kerja
a. Percobaan 1
Percobaan pembuatan aseton ini dilakukan dengan menggunakan cara destilasi. Oleh sebab itu, sebelum melakukan percobaan, rangkailah alat destilasi (yang terdiri dari statif, klem, thermometer, pipa T, hot Plate, labu leher tiga, kondensor, statif penyangga kondensor, pipa kondensor, gelas beker, erlenmeyer, dengan baik dan pastikan tidak ada kebocoran agar proses destilasi berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil destilasi yang baik. Kedalam gelas kimia dimasukkan 26 ml Isopropil alkohol dan 85 ml aquades lalu ditambahkan dengan 12 ml asam sulfat pekat dan 16 gram kristal KMnO4. Aduk campuran tersebut dengan hati-hati menggunakan batang pengaduk. Campuran yang sudah dibuat tadi didiamkan beberapa saat hingga campuran tidak terlalu panas. Selanjutnya, campuran dimasukkan kedalam labu leher tiga secara perlahan, dan diaduk dengan menggoyang labu leher tiga tersebut. Kemudian lakukan destilasi terhadap campuran yang sudah terbentuk pada labu leher tiga. Jangan lupa memasukkan batu didih kedalam labu leher tiga tersebut dengan hati-hati. Proses destilasi dilakukan pada suhu 75o – 80oC. Ukurlah volume aseton yang dihasilkan, dan timbanglah masanya.
b. Percobaan 2
a. Percobaan 1
Percobaan pembuatan aseton ini dilakukan dengan menggunakan cara destilasi. Oleh sebab itu, sebelum melakukan percobaan, rangkailah alat destilasi (yang terdiri dari statif, klem, thermometer, pipa T, hot Plate, labu leher tiga, kondensor, statif penyangga kondensor, pipa kondensor, gelas beker, erlenmeyer, dengan baik dan pastikan tidak ada kebocoran agar proses destilasi berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil destilasi yang baik. Kedalam gelas kimia dimasukkan 26 ml Isopropil alkohol dan 85 ml aquades lalu ditambahkan dengan 12 ml asam sulfat pekat dan 16 gram kristal KMnO4. Aduk campuran tersebut dengan hati-hati menggunakan batang pengaduk. Campuran yang sudah dibuat tadi didiamkan beberapa saat hingga campuran tidak terlalu panas. Selanjutnya, campuran dimasukkan kedalam labu leher tiga secara perlahan, dan diaduk dengan menggoyang labu leher tiga tersebut. Kemudian lakukan destilasi terhadap campuran yang sudah terbentuk pada labu leher tiga. Jangan lupa memasukkan batu didih kedalam labu leher tiga tersebut dengan hati-hati. Proses destilasi dilakukan pada suhu 75o – 80oC. Ukurlah volume aseton yang dihasilkan, dan timbanglah masanya.
b. Percobaan 2
·
Dipasang
alat destilasi
· Dibuat
campuran H2SO4 pekat dengan isopropil alkohol yaitu 50 ml
air ditambahkan 27,5 ml H2SO4 dan 29,2 Isopropil alkohol
dengan suhu kurang dari 50 °C.
·
Dimasukkan
kelabu suling
·
Dilarutkan 10 gram K2CrO7
dalam 100 ml air
·
Dimasukkan
kedalam corong pisah
· Dipanaskan
abu sampai mendidih, dan diangkat penangas. Kemudian ditambahkan K2CrO7
melalui corong pisah
·
Dilakukan
destilasi hingga suhu 75 °C setelah K2CrO7 habis
·
Dihitung
randemen
Buat yang ingin tahu lebih lanjut
bagaimana Pembuatan Aseton, mari simak video berikut ini:
Untuk mengetahui
sebatas mana pemahaman kalian, Yuk jawab pertanyaan dibawah ini!
1. Bagaimana proses terbentuknya aseton secara singkat pada video tersebut?
2. Bagaimana bila labu dasar bulat yang ada senyawanya sudah mulai menguning?
3. Bagaimana sifat dari senyawa yang dihasilkan pada proses destilasi?
1. Bagaimana proses terbentuknya aseton secara singkat pada video tersebut?
2. Bagaimana bila labu dasar bulat yang ada senyawanya sudah mulai menguning?
3. Bagaimana sifat dari senyawa yang dihasilkan pada proses destilasi?
Saya Erwin Pasaribu (A1C117003) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3. berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dalm video tersebut, sifat senyawa yang dihasilkan yaitu berupa fasa cair yang tidak berwarna, berbau tajam, mudah menguap, mudah terbakar dan larut dalam senyawa polar. Oleh karena proses destilasi perlu dilakukan dengan hati-hati. Terimakasih
BalasHapusSaya suci A1c117081 akan mencoba menjawab no 2
BalasHapusMenurut saya Hal tersebut menandakan kalau senyawa dalam labu bulat tersebut sudah terdestilasi dan ditandai juga dengan air yang sudah menghilang dan uapnya juga menghilang dan semua akan berjalan menuju kondensat secara bertahap membentuk aseton.
Saya Mita Istiana (083) akan membantu menjawab pertanyaan no 1.Dengan diawali nya merangkai atau memasang alat destilasi, kemudian memasukkan kalsium asetat pada labu bulat dimama pada saat destilasi kalsium asetat akan dipecah membentuk kalsium karbonat (padatan) dan kemudian terbentuklah aseton yang diperoleh dari penyulingan tersebut.
BalasHapusSaya Friska Utami (A1C117021) akan menjawab pertanyaan no.3. dari hasil destilasi dapat kita lihat sifat senyawa yaitu mudah menguap, mudah terbakar, dan senyawa tersebut tidak berwarna.
BalasHapus